Author : Kan Ahra aka dubudays
Length : chaptered. (2/3)
Cast : SHINee (Onew, Jonghyun, Key, Minho, Taemin) and imaginative character (Niki, Vay, Kira, Ara, Eza/Eja)
Rate : PG-13
Genre : Life, Humor
yeyeyeeeyyy ini dia part 2 nyaaa~! maaf yaa kelamaan update, abis males HEHEHE-.- okedeh, langsung aja yaa dibacaaa!:D jangan lupa komennyaaa :":"
check this out!
ARA’S POV
Aku masih gak percaya sama kata-kata Eza di kantin tadi. Impossible banget emang. Tapi.. kalo emang beneran pasti asyik banget.nget.nget sampe mampus haha.
Oh iya, pelajaran apa sekarang? Dang, Tata boga.
Jujur, aku suka banget pelajaran tata boga. Tapi maksud hati memeluk panci, apadaya tanganku buntung(?), aku bener-bener payah dalam memasak. Jadi intinya, aku suka pelajaran tata boga soalnya aku selalu yang nyicipin masakan di kelompokku. Kurang inilah, kurang itulah, kebanyakan ini lah, kebanyakan itulah, pokoknya kelompokku paling percaya aku dalam soal nyicip-mencicip. Soalnyaaa, hasil masakan kelompokku selalu daebak dan dapet nilai paling tingi di kelas karena arahan dariku
Mungkin kalau guruku Key, aku jadi bisa masak. Sigh.
Aku segera melangkahkan kakiku ke ruangan tata boga. Hmm, dari jauh aja udah kecium bau yang enaaak banget. Tapi kok, baunya rada asing ya? Kayak bau japchae ya? Siapa yang masak? Emang disini ada yang bisa masak makanan korea?
Cepat-cepat kulangkahkan kakiku ke ruangan tata boga sambil nenteng wajan kecil. Saat aku memasuki ruangan tata boga..
OH.MY.GOD.
Ini beneran atau Cuma khayalan di otak aku?
Ada orang yang mirrrrrrrrrip banget sama SHINee Kim Kibum alias Key lagi asyik memasak japchae di wajan. Dia masak sambil sesekali bersenandung dengan suara merdunya.
Ini mimpi apa gimana sih? Terlalu real bangeet.
Refleks aku menjatuhkan wajan yang berada di tanganku. Karena posisi ruang tata boga terletak sedikit lebih rendah dari gedung sekolah, otomatis ada tangga-tangga kecil yang menghubungkan gedung sekolah dengan ruangan tata boga. Wajan yang aku bawa meluncur dari tangga dengan suara gaduh-cemprengnya. Kakiku langsung lemas dan jatuh terduduk di depan pintu ruangan tata boga.
Orang yang mirrrrrrrip banget sama Key itu sontak nengok karena kaget. Masya Allah Ya Rabbi… ini manusia atau dewa, ya…? wajahnya perfect, mulus, dan bersinar. Duh.
"Are you okay? you looks pale and scared.” Si orang yang mirip Kibum ini berjongkok dihadapanku dan menatapku dengan khawatir. Ya Allaah, bayangin kalian di khawatirin sama your number one bias. Mau mati gak gak sih?
“Y…Yes! Yes, I’m okay. thank you.” Speechless! Saking deg-degannya, rasanya seluruh pembuluh darah ditubuhnya berdenyut kencang. Kibum oppa tersenyum—pastinya bikin makin mau mati—dan berdiri dengan mengulurkan tangannya buat bantuin aku berdiri. Aku menyambut tangannya dengan ragu. (takut tangan aku sebagai cewek ternyata masih lebih kasar dibanding tangannya Key oppa) Dan, wuii tangannya haluuus banget! Ahhhh, tuhkan jadi maluu!
"ngg.. Key oppa?" Aku coba memanggilnya. Kalau nyahut berarti emang bener ini Key SHINee.
"Ohhh, jebalyo! Jangan panggil aku oppa di sini. Gak boleh ada yang ngenalin aku disini. kalo sampe ada, bisa hancur nilai PKL ku."
"But, you're absolutely SHINee’s Key, right?"
“Of course. Kamu kenal aku, berarti shawol dong ya? Boleh tau namanya? Tahi lalat di pipi kamu bikin kamu manis banget deh.”
AAAAAAAAAAA APA DIA BILANGGG??? MANISSSS??? GARA-GARA TAHI LALAT INI?? YA ALLAAHH, MAKASIH PAPA TURUNAN TAHI LALATNYAAAA!!!!
"A..Ara imnida. Makasih oppa—ehhh Key-ssi atas pujiannya. Terus aku manggilnya gimana?"
"Nggak, gausah pake ssi jugaa. panggil aja sonsaengnim. Aku kan emang guru disini walaupun cuma seminggu."
Seminggu?? AAAAAAKKKK!! Oke, cukup teriaknya, Ara-.-
"Nggak, gausah pake ssi jugaa. panggil aja sonsaengnim. Aku kan emang guru disini walaupun cuma seminggu."
Seminggu?? AAAAAAKKKK!! Oke, cukup teriaknya, Ara-.-
"Hei, kamu beneran gapapa? Kok sekarang bengong gitu sih tampangnya?"
"Iya sonsaengnim, aku beneran gak kenapa kenapa. Shock aja liat sonsaengnim."
"Shock? Kenapa? Emang aku nyeremin?"
Aku menggeleng kuat kuat. "Bukan gitu. Tadi pagi temenku bilang dia liat Minho disekolah ini lagi ngajar olahraga. Ya aku gak percaya lah, terus terus..." Aku keabisan nafas buat jelasin semuanya. Ditambah deg-degan ini belom ilang sama-sekali. Sekali lagi bayangin, YOUR NUMBER ONE BIAS lagi NGOBROL dengan KAMU dan dengan NADA SANTAI dan FRIENDLY.
"Lah, minho kan emang ngajar olahraga disini. Terus kenapa?"
"Terus kupikir temenku itu bohong. Ternyata dia beneran."
"Iya, dia gak boong kok. Nih ya ku confirm lagi. Aku dan semua member SHINee emang ngajar disini selama seminggu. Selain emang minggu depan kita manggung di sini, alasan lain kita ke Indonesia adalah buat ngerjain tugas kuliah."
"Tugas apaan?"
"Tugas ngajar di sekolah."
"Lah, emang di korea gak ada sekolah sampe harus ke indo segala?" Bego banget pertanyaan ini.
"Kalau di korea pasti chaos banget. Bukannya dapet nilai, yang ada kita malah babak belur dikejar shawol. Dan, ada beberapa pengawas juga dari universitas kita yang ngawasin. Makanya aku dan semua member SHINee gakmau ada yang ngenalin kita. Kalo sampe ketauan sama pengawas, beehh udahdeh, kita bisa jadi mahasiswa abadi."
Uuu kasian mereka.. Buat ngejar pendidikan aja rempong banget sampe harus ngungsi ke Indonesia. Kalau gitu, kpopers disini gak boleh seheboh heboh alahium gambreng(?) Buat kelancaran penilaian mereka.
"Eh, temen-temen sekelas kamu emang kemana? Kok cuma kamu sendiri yang ke sini?" tanya Key sonsaengnim setelah beberapa kami terdiam. Aku mengedikkan bahu sebagai jawabannya. Masa bodo ah, mau ada temen sekelas ataupun nggak, yang penting ada Key sonsaengnim disini. Hihihi.
"Sonsaengnim, ajarin masak dong." Aku menyenggol lengannya.
"Mau masak apa?"
"Masak makanan korea. Yang gampang dan ada bahannya aja."
"Hmm, aku jelasin bikin japchae aja ya. Disini sama sekali gak ada bahan buat bikin masakan korea lagi. japchae ini aja bahan-bahannya kubeli di supermarket korea tadi. Aku belom sarapan. Kita semua bangun kesiangan tadi."
"gak apa-apa, sonsaengnim. Ayo ajarin.”
"Nih, pertama kamu masukin ini dulu, terus begini, abis itu begitu, blablabla.."
Bukannya konsen merhatiin cara bikin japchae, aku malah lebih konsen ngelihat muka Key sonsaengnim. Asli, mukanya haluuuus banget.
"Lalu, jadi deeh! Mau cobain?” tanya Key sonsaengnim dengan sepiring japchae di tangannya. Wangi japchae yang sebelumnya sempat tercium, kembali tercium di indra penciumanku. Aigooo, jadi lapeeerrr!
"Mau bangeet sonsaengnim!”
"Ayo deh. sekalian makan bareng aja. Mau kan? Aku laper nih." Key sonsaengnim mengambil satu piring lagi dan menyendokkan japchae ke piring tersebut. Aku mengangguk setuju. Mau lah! siapa coba yang gak mau makan bareng orang ganteng.
"Nih." Key sonsaengnim mengulurkan sepiring japchae lengkap sama sumpitnya. Aku menerimanya dengan senang hati.
"ayo dimakan!" Ajak Key sonsaengnim. Dengan semangat, Key sonsaengnim segera memakan japchae itu. keliatan kelaperan banget dia.
"Ne sonsaengnim." Aku ikut memakan japchae yang udah Sonsaengnim berikan padaku. Jeongmal masshtaa!!!! Refleks aku memasukkan japchae banyak-banyak ke dalam mulutku dan tiba-tiba
“UHUK UHUKKK!!!”
***
VAY’S POV
Kalau ada orang paling nyebelin di dunia hari ini, dialah Eza, temen aku. Semua omongannya itu bullshit. Cuih. Mungkin aku sedang sensitif-sensitifnya hari ini. Aku juga gatau kenapa. Dan karena berita bullshit dari Eza, aku bener-bener ngerasa ini hari sial buat aku.
Cepat-cepat aku menuju ruang musik sambil nenteng tas biola kecilku. Aku suka banget main biola dari kecil. Dan aku juga lumayan sering ngecover lagu-lagu korea pake biola. Yaah, seenggaknya, denganbiola ini aku bisa nyalurin emosi aku sedikit hari ini.
Diperjalanan aku ketemu Eza yang lagi bawa harmonika nya. hh Eza lagi -.-
"Hai Vay," Sapa Eza pelan. Dari suaranya dia juga jengkel sama aku. Ya salah sendiri ngomong hal-hal yang impossible.
"Hai," Jawabku singkat. Dan kita sama sama jalan bareng ke kelas musik tanpa sepatah kata.
Sampe di ruang musik, keadaan masih ramai sama anak-anak yang ngobrol. Jih, gak ngehargain guru banget sih! Padahal guru musik udah ada dikelas loh walapun dia lagi duduk menghadap ke tuts piano. Aku berinisitif mengheningkan kelas. Tentunya dengan caraku yang sedang badmood ini.
"HOI SEMUA! DIEM DOOONG!!!. Gurunya udah ada dikelas, masih aja ngobrol kayak dipasar!" Anak-anak dikelas musik sontak terdiam mendengar bentakanku. Bagus.
Terus guru musik yang lagi duduk langsung menoleh mendengar suaraku.
AH! Gak salah liat nih??
Itu.. Kim Jonghyun? SHINee Kim Jonghyun?
Ahhh gak gak gak. Ini cuma halusinasi. Otakku udah keracunan omongan Eza nih.
Kudengar Eza terkesiap dan hampir ngejatohin harmonika kebanggannya. Biasnya Eza emang Jonghyun. Makanya dia sampe gitu. Jangan-jangan emang bener lagi yang didepanku Kim Jonghyun. Eitss.
"Hi, lady! I appreciate your way to calm this class, but I think you don’t have to yell like that," Ucap si orang ini dengan nada cool tapi lembut kayak Jonghyun oppa. Sontak aku menutup mulutku dan meminta maaf padanya. Dia–dengan senyum yang lebar—segera memaafkanku dan mempersilahkan aku dan Eza untuk duduk.
Aku celingak-celinguk nyari tempat duduk yang kosong. Dang! Cuma ada di paling belakang dan otomatis aku dan Eza harus duduk sebelahan. Aku kan lagi berantem sama Eza! Dan lagi, duduk dibelakang itu sangat berpotensi buat ngobrol.
"Vay," Eza memanggilku pelan setelah kami berdua duduk.
"Hm?"
"Lo masih gak percaya sama omongan gue tadi pagi? Lo udah liat sendiri kan yang lagi ngajar musik didepan kita ini Jonghyun."
"Masih nggak. Lo tuh bullshit. Gue sebel sama lo.”
“Hnggg!!! Alright! Judge gue sesuka lo! Sampe bebusa juga gapapa. Tapi, jangan heboh pas lo tau kalo mereka itu bener-bener SHINee!”
Tiba-tiba aja aku ngerasa ciut. Dan Eza ini gak pernah marah dan judes macem begini. Ahh, jadi gaenak! Semua jadi korban aku gara-gara pms.
“Eza, lu mau maafin gue gak? Kayanya gue lagi dipengaruhin hormon-hormon yang bikin gue pengen maraaaahhh mulu. Okay, itu pms kalo lu mau tau. Maaf yaa….”
“What ever! Pms, pks, oms, apapun itu namanya, gue kecewa sama lu, Vay. Lo gak seharusnya sebegitu nolak kata-kata gue. Lo gak percaya silahkan, tapi gausah bilang gue bullshit juga.”
“Iya iyaaa, maaf ya Ejaaaa. Maafin Vay, yayayaa?”
“Hmm… kalo gue masih sakit hati, gimana? Ngilangin sakit hati itu susah loohh..”
“Aaaahh, jangan gitu dong, Jaaa! Vay bener-bener minta maaaaaf sama Eza. Okeokee? Maafin Vay yaaaa!”
“Sok imut banget dah lu, Vay. Jijik gue!”
“Tapi maafin Vay duluuu!”
“Iyeee!! Bacot dah! Udah, gausah sok imut! Gue mual liatnya!”
“Yeeeeyy, maacih Ejaaaa!”
“Ehemmm, sorry for disturbing your activities. But, in here, can you listen to me? Can you focus on my subject?” Tiba-tiba si guru-yang-mirip-Jonghyun-SHINee itu negur kami berdua. Wuakkkss, malunyaaa!!
“I’m sorry, sir! We’ll focus now,” jawab Eza. Si guru itu tersenyum terus ngelanjutin pelajarannya.
"Ja, kok orang itu mirip ya sama Kim Jonghyun?" tiba-tiba aku keceplosan ngobrol lagi. Abis, diliat daritadi, guru itu emang mirrrippp banget sama Jonghyun. Kim Jonghyun.
"Emang itu Kim Jonghyun, babo! Dia sendiri tadi yang ngenalin diri. Namanya Jonghyun, dari Universitas Dangook, korea."
"Ja, kok orang itu mirip ya sama Kim Jonghyun?" tiba-tiba aku keceplosan ngobrol lagi. Abis, diliat daritadi, guru itu emang mirrrippp banget sama Jonghyun. Kim Jonghyun.
"Emang itu Kim Jonghyun, babo! Dia sendiri tadi yang ngenalin diri. Namanya Jonghyun, dari Universitas Dangook, korea."
"Nggak ah gue gak percaya."
“Grrr! Serah deh!”
"Gue baru percaya kalau gue ketemu Taemin, suami gue dari deket."
“Keras kepala banget! Nih ya, gue udah ketemu sama Minho, Onew, dan sama Jonghyun nih terakhir. Lo masih gak percaya? Buset gue udah kayak jualan aja yak nyebutin mereka semua begitu-.-"
"Kayak yang gue bilang tadi, gue baru percaya kalo gue ketemu Taemin dari deket."
"Fine. Tapi jangan salahin gue kalo lo sampe pingsan ngeliat taemin. Cenayang nih gue, bentar lagi lo bakal ketemu Taemin."
“Yaaa, terserah.”
***
EZA’S POV
Aku bener-bener harus ngasih bukti ke Vay biar dia percaya. Segera kudekati Jonghyun hyung yang lagi asik nulis sesuatu dibuku. Saat ini udah pergantian pelajaran. Murid-murid termasuk Vay udah keluar ruangan musik.
"Excuse me," Sapaku pelan. Jonghyun hyung menoleh dan meletakkan pulpennya diantara lembaran buku.
"Yes, can I help you?"
"Are you Kim Jonghyun from SHINee? I've been watching you for one hour and I believe that you are him. Jonghyun hyung."
"Ssst, don't call me hyung in here. You can call me.. Sonsaengnim. Bisa hancur nilaiku kalau sampe ada yang tahu keberadaanku. But yeah, aku benar-benar Kim Jonghyun-nya SHINee."
"Okay sonsaengnim. I'm sorry. But I want to ask you something."
"What is that?"
"Apa bener semua member SHINee ngajar disekolah ini? Tadi pagi aku diajarin Minho sonsaengnim pelajaran olahraga. Terus tadi aku juga diajarin matematika sama Onew sonsaengnim. Dan terakhir, aku diajarin musik sama Jonghyun sonsaengnim.”
“hm.. okay. Gini, yang kamu lihat dari pagi emang bener-bener Minho dan Onew hyung. Aku juga bener-bener SHINee Kim Jonghyun. Kita emang dapet tugas kuliah buat ngajar di sekolah Selama seminggu. Setelah ngajar seminggu kita manggung di Se.. Se.. what is it?”
“Senayan.”
“yes, that’s it. Tapi bener ya kamu jangan ngasih tau siapapun kalau kita ada disini. Seenggaknya kalau emang kamu ngasih tau temen-temen kamu atau temen-temen kamu udah tau kalo ada kita, kasih tau mereka jangan panggil kita hyung atau oppa. Cukup sonsaengnim. Understand?”
Aku manggut-manggut. “ yes, sonsaengnim. I’ll keep my promise. Btw, thanks for the explanation. I’m going first.” Aku membungkuk sopan pada Jonghyun sonsaengnim. Dengan langkah tergesa-gesa, aku mengambil sepatu di rak dan mengejar Vay yang udah ninggalin dari tadi.
Vay, lo harus percaya sama gue sekarang.
***
VAY’S POV
Kelas musik selesai. Aku keluar duluan dan ninggalin Eza yang masih penasaran kronis sama guru yang ngajar musik tadi. Tau ah, aku gak mau pusing-pusing mikirin hal itu.
“Vaaay!! Tunggu gue Vay! Gue udah punya bukti yang konkrit buat yakinin lo!” Eza lari-lari kecil ngejar aku sambil nenteng sepatunya.
“Vay, dengerin gue. Guru musik tadi bener-bener Kim Jonghyun, Vay. Dia ngaku sendiri. Dia juga ngasih tau kalau yang gue liat dari pagi itu emang bener-bener Choi Minho sama Lee Jinki.” Eza ngelanjutin omongannya sambil terus ngejar aku.
"Wooowooooow gue gak percaya sama lo, Ja! gue harus ketemu Taemin dulu baru gue percaya sama lo, Ja!" Aku menutup kedua telingaku.
"Rese lu, Vay! Gue sumpahin lo ngiler sampe banjir kalo ketemu Taemin!" Eza siap siap ngelempar sepatu nya ke arahku. Aku menghindar sambil terus nutup kedua telingaku dan berjalan mundur. Tiba tiba Eza ngelepas sepatunya yang daritadi ditenteng.
"Innalillahi..." Eza ngelus dadanya pelan-pelan.
“Eja, Eja! Lo tuh cuma salah liat! Gue masih gak percaya sama lo! Yakali Hellboy jadi Minho, pak guru pencinta belt jadi Onew, terus—
BRUUUKK!!
Mampus.
Aku nabrak orang dan terjatuh dengan posisi yang tragis. Jatuh duduk hampir kejengkang dengan kedua tangan masih nutupin telinga. Dengan takut-takut, aku menengadah untuk melihat siapa yang kutabrak barusan.
“Innalillahi….”
“Hi, lady. Be careful. Please watch your way.” Orang yang kutabrak tadi mengulurkan tangannya— membantuku berdiri.
Kutolak dengan halus dan berdiri pelan-pelan. Abis itu jalan mundur ngedeketin Eza dengan kedua tangan masih nutupin telinga. Si Eza cekikikan ngelihat aku awkward kayak gini. Sial.
“Ja Ja… LARI JAAA!!!” kutarik tangan Eza kencang. Eza kaget dan hampir aja jatuh.
“Vay!! Sepatu gue masih disitu, Vay! wooooyyyy!”